Di balik lereng pegunungan barat daya Iran, tersembunyi salah satu fasilitas nuklir paling kontroversial dan dijaga ketat di dunia pusat pengayaan uranium Fordow. Terletak sekitar 20 km dari kota suci Qom, Fordow menjadi simbol dari ketegangan geopolitik antara Iran dan Barat, terutama Amerika Serikat dan Israel. Situs ini bukan sekadar pabrik atau laboratorium biasa. Ia adalah lambang dari ambisi nuklir Iran yang membuat para pemimpin dunia waspada.
Keberadaan Fordow pertama kali mencuat ke publik pada tahun 2009 setelah laporan intelijen barat menyebutkan adanya fasilitas bawah tanah yang diduga kuat digunakan untuk memperkaya uranium. Semenjak itu, Fordow selalu menjadi pusat perhatian dunia internasional, baik dalam diplomasi, perundingan nuklir, hingga insiden serangan dan sabotase. Apalagi setelah Iran meningkatkan pengayaan uranium di situs ini di tengah macetnya perjanjian nuklir (JCPOA) dengan kekuatan dunia.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Fordow berperan penting dalam strategi energi nuklir Iran, apa dampaknya bagi kestabilan global, serta bagaimana fasilitas ini terus dibayangi ketegangan, terutama antara Fordow and Natanz, dua fasilitas nuklir utama negeri Para Mullah tersebut. Kita juga akan menjelajahi aspek teknis, lokasi strategis Fordow, dan perbandingannya dengan isu pengayaan uranium di Indonesia maupun kasus uranium Freeport.
Lokasi dan Struktur Fasilitas Fordow di Iran
Pusat pengayaan uranium Fordow terletak di wilayah pegunungan Alborz, sekitar 20 km selatan Qom, kota penting dalam dunia pendidikan Islam Syiah. Lokasinya yang terpencil dan berada di bawah tanah bukan tanpa alasan. Ini dirancang untuk menahan serangan udara serta pengintaian dari luar, khususnya oleh AS dan Israel. Menurut laporan dari NTI (Nuclear Threat Initiative), Fordow fuel enrichment plant dibangun sedalam 80–90 meter di bawah permukaan batuan, menjadikannya salah satu fasilitas nuklir paling sulit diserang secara konvensional.
Jika kita lihat di Fordow Iran map, situs ini menempati area yang sempit namun sangat terproteksi. Fasilitas ini memiliki sistem pengamanan berlapis, mulai dari terowongan masuk, ruang sentral silinder pengayaan, hingga gedung pengawas teknis. Karena pembangunannya dilakukan secara rahasia, keberadaan Fordow sempat tidak diketahui dunia luar hingga akhirnya diumumkan oleh Presiden Obama pada 2009 dalam pidatonya di Pittsburgh.
Bentuk struktur bawah tanah ini diyakini menampung sekitar 3.000 hingga 4.000 centrifuge—alat untuk memperkaya uranium dari bentuk alamiahnya menjadi bahan yang lebih reaktif untuk energi atau senjata. Fordow dirancang khusus untuk memperkaya uranium hingga tingkat yang lebih tinggi dibanding fasilitas sejenis di Natanz. Hal inilah yang membuatnya sangat sensitif dan dicurigai berpotensi digunakan untuk tujuan militer.
Fordow dan Natanz Dua Kunci Program Nuklir Iran
Dalam konteks pengembangan energi nuklir Iran, Fordow and Natanz ibarat dua pilar utama. Natanz berfungsi sebagai fasilitas pengayaan utama yang bersifat terbuka untuk inspektur IAEA (Badan Energi Atom Internasional), sementara Fordow sejak awal memiliki reputasi lebih tertutup dan penuh kontroversi. Kombinasi keduanya memungkinkan Iran melakukan pengayaan uranium dalam skala besar sekaligus menyimpan cadangan strategis di tempat yang lebih aman.
Pada tahun 2022 dan 2023, laporan IAEA menyebut bahwa Iran mulai memperkaya uranium di Fordow hingga 60 persen, angka yang sangat dekat dengan level senjata (90 persen). Ini membuat banyak pihak, terutama Israel, panik karena pengayaan sebesar itu hanya dibutuhkan jika ada niat membangun senjata nuklir.
Sementara itu, struktur organisasi Fordow nuclear facility tidak pernah diumumkan secara resmi. Tapi intelijen internasional menyebut bahwa fasilitas ini diawasi langsung oleh Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dan memiliki hubungan kuat dengan militer, khususnya unit elite IRGC (Pasukan Garda Revolusi Iran).
Ketegangan Global Akibat Fordow
Keberadaan pusat pengayaan uranium Fordow secara otomatis menimbulkan ketegangan besar di panggung internasional. Pemerintah Israel secara terbuka menyatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir. Bahkan, beberapa serangan siber dan sabotase terhadap fasilitas Natanz dan Fordow diduga kuat dilakukan oleh agen-agen Mossad.
Baru-baru ini, Amerika Serikat disebut telah menghancurkan sebagian lokasi penyimpanan uranium Iran, meski pihak Gedung Putih menolak memberikan rincian. Beberapa analis menyebut serangan tersebut berkaitan erat dengan aktivitas di Fordow dan Natanz yang makin intensif.
Iran, di sisi lain, bersikukuh bahwa semua kegiatan nuklir mereka bersifat damai dan bertujuan untuk kebutuhan energi serta medis. Namun, dengan pengayaan uranium di Fordow yang mendekati level senjata, banyak negara tak percaya begitu saja. Terlebih, Iran mulai menolak inspeksi IAEA secara penuh sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir di era Donald Trump.
Ketegangan ini makin diperparah oleh konflik regional seperti perang di Suriah, ketegangan dengan Israel, dan konflik Yaman, di mana Iran dituding mendukung kelompok bersenjata. Fordow pun akhirnya jadi titik pusat dari kekhawatiran global bahwa konflik lokal bisa berkembang menjadi konflik nuklir.
Pengayaan Uranium di Indonesia dan Isu Freeport
Meski Indonesia tidak memiliki pusat pengayaan uranium seperti Iran, isu terkait nuklir tetap menjadi perhatian nasional. Ada pertanyaan publik soal potensi pengayaan uranium di Indonesia mengingat kekayaan tambang yang dimiliki, khususnya di wilayah Papua. Salah satu yang sering disebut adalah uranium Freeport.
Sejauh ini, Freeport Indonesia secara resmi hanya menambang tembaga dan emas. Namun, ada spekulasi bahwa wilayah tambangnya juga memiliki potensi uranium. Sayangnya, belum ada pengolahan atau eksplorasi resmi yang membuktikan keterlibatan Indonesia dalam pengayaan uranium.
Perbedaan besar antara Fordow dan kondisi Indonesia adalah pendekatan terhadap nuklir. Indonesia menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan tidak memiliki ambisi membangun senjata nuklir. Justru sebaliknya, Indonesia lebih berfokus pada pemanfaatan nuklir untuk energi dan riset medis di bawah pengawasan BAPETEN dan BATAN.
Namun demikian, jika suatu saat Indonesia ingin mengembangkan teknologi pengayaan uranium, maka keberadaan pusat pengayaan uranium Fordow bisa menjadi contoh penting sekaligus pelajaran besar mengenai tantangan diplomatik dan teknis yang akan dihadapi.
Apa Sebenarnya Pengayaan Uranium Itu?
Pengayaan uranium adalah proses teknis untuk meningkatkan konsentrasi isotop Uranium-235 dalam uranium alam. Uranium dalam bentuk alam hanya mengandung sekitar 0,7% U-235, sisanya adalah U-238 yang tidak bisa digunakan untuk reaksi berantai dalam reaktor atau senjata nuklir.
Untuk menjadi bahan bakar nuklir dalam reaktor sipil, uranium biasanya diperkaya hingga 3–5%. Namun, untuk senjata nuklir, diperlukan pengayaan hingga 90% atau lebih. Inilah yang menjadi titik krusial dalam kasus pusat pengayaan uranium Fordow. Ketika Iran memperkaya uranium hingga 60%, dunia langsung curiga karena level ini sudah terlalu dekat dengan level senjata.
Proses pengayaan dilakukan menggunakan centrifuge mesin pemisah isotop berputar dengan kecepatan tinggi. Jumlah dan kecepatan centrifuge menjadi indikator kapasitas pengayaan sebuah negara. Iran sendiri memiliki ribuan centrifuge IR-1 dan generasi lebih baru seperti IR-6 yang lebih efisien.
FAQ
Pusat pengayaan uranium Fordow itu apa?
Fordow adalah fasilitas bawah tanah di Iran yang digunakan untuk memperkaya uranium, berlokasi sekitar 20 km dari kota Qom. Fasilitas ini merupakan bagian penting dari program nuklir Iran.
Apa beda Fordow dan Natanz?
Fordow adalah fasilitas pengayaan uranium bawah tanah dengan tingkat pengamanan tinggi, sementara Natanz merupakan fasilitas yang lebih terbuka dan sering dikunjungi inspektur IAEA.
Apakah Fordow digunakan untuk membuat senjata nuklir?
Iran menyatakan Fordow hanya digunakan untuk kebutuhan energi dan medis. Namun, pengayaan hingga 60% menimbulkan kekhawatiran bahwa ada niat untuk membuat senjata nuklir.
Apakah Indonesia punya fasilitas seperti Fordow?
Tidak. Indonesia tidak memiliki pusat pengayaan uranium seperti Fordow dan berkomitmen terhadap pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai.
Apa itu uranium Freeport?
Uranium Freeport merujuk pada spekulasi bahwa tambang Freeport di Papua mungkin mengandung uranium, meskipun belum ada eksplorasi atau pengolahan secara resmi terkait unsur ini.