MBG Sebagai Investasi Masa Depan Anak Bangsa
Ade Rezki menyampaikan bahwa tantangan gizi di Indonesia merupakan beban ganda yang tak bisa dianggap remeh. Mulai dari persoalan klasik seperti stunting dan defisiensi zat mikro, hingga persoalan modern seperti obesitas. Program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Lima Puluh Kota hadir sebagai pendekatan intervensi terintegrasi untuk menekan berbagai persoalan tersebut secara nyata. Dalam pidatonya, Ade menyebut MBG langkah nyata dari negara untuk mendorong sinergi kebijakan lintas sektor, serta menjamin berjalannya program gizi yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
Menurutnya, cita-cita besar Indonesia Emas 2045 hanya akan tercapai jika investasi di bidang kesehatan, khususnya gizi anak usia sekolah, dilakukan secara serius dan berkelanjutan. Gizi yang optimal bukan hanya membentuk fisik yang kuat, tetapi juga berdampak signifikan terhadap daya pikir dan kemampuan akademik anak. Masyarakat lima puluh kota diharapkan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam penerapan program MBG secara menyeluruh.
Dedi Suprijadi selaku Tenaga Ahli Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN juga menegaskan bahwa MBG bukanlah program bagi-bagi makanan secara sembarangan. Ia menekankan bahwa masyarakat harus memahami bahwa program makan gizi gratis ini adalah bentuk intervensi strategis dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia. Ia mengajak semua pihak, mulai dari sekolah, orang tua, hingga pemerintah daerah untuk aktif mengawal dan memastikan kualitas pelaksanaan MBG.