Kabar mengejutkan datang dari dunia BUMN: Dirut Agrinas Pangan Nusantara secara resmi mengundurkan diri setelah hanya enam bulan memimpin. Keputusannya bukan tanpa titik terang ia menyampaikan alasan-alasan yang menyentak terkait birokrasi, minimnya dukungan anggaran, dan ketidakmampuan memberikan kontribusi nyata terhadap target swasembada pangan.
Sejak dilantik, sosok Joao Angelo De Sousa Mota dipercaya mampu membawa Agrinas ke arah yang lebih progresif. Namun, realita birokrasi Danantara yang berbelit, ditambah anggaran yang menurutnya “masih nol”, membuat ambisi itu sulit diwujudkan. Keputusan ini pun memicu diskusi luas soal tantangan leadership di BUMN baru berdiri dengan mandat strategis yang tinggi.

Profil Singkat Joao Angelo De Sousa Mota
Joao adalah profesional yang punya jejak karier diverse dari konstruksi, pertanian, hingga industri kreatif. Ia diangkat sebagai Dirut Agrinas Pangan Nusantara pada 10 Februari 2025 berdasarkan SK Kementerian BUMN No. 32/MBU/02/2025. Mandatnya jelas: percepatan program swasembada pangan sebagai bagian dari program strategis pemerintah.
Ia juga aktif sebagai Ketua Dewan Pembina DPW Tani Merdeka Indonesia di Nusa Tenggara Timur serta menerima penghargaan Dharma Pertahanan Madya dari Menhan menguatkan reputasi dan integritasnya sebagai pemimpin yang memiliki visi kedaulatan pangan nasional.
Enam Bulan yang Penuh Tantangan
Walau menyandang posisi strategis, selama enam bulan masa kepemimpinannya, ia mengaku belum bisa memberikan kontribusi konkret terhadap swasembada pangan. Salah satu hambatan utama yang ia sampaikan adalah tidak adanya anggaran dari Danantara, sehingga langkah kolaborasi maupun implementasi program terhambat jauh sebelum dimulai.
Tak hanya soal anggaran, Joao juga menyebut sistem birokrasi di bawah Danantara masih jauh dari ekspektasi. Ia menyampaikan bahwa gaya kerja “iya pak… tapi tidak ada eksekusi nyata” sangat menghambat percepatan implementasi program Presiden. Akibatnya, dia merasa makin tidak nyaman memimpin dan merasa gagal memenuhi amanah.
Pernyataan dan Permintaan Maaf kepada Presiden
Dalam konferensi persnya, Joao menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia menyesali ketidakmampuannya membawa perubahan signifikan dalam periode singkat tersebut.
Proses pengunduran diri juga diserahkan resmi kepada Danantara Indonesia, dan CEO Danantara, Rosan Roeslani menyatakan keputusan itu dihormati sebagai langkah profesional demi keberlanjutan perusahaan. Semua operasional Agrinas dipastikan akan tetap berjalan normal selama masa transisi.
Cepat Mundur: Baru 6 Bulan Menjabat
Pengunduran diri Joao adalah sinyal kuat tentang realita keras memimpin BUMN yang baru dibentuk. Seperti diketahui, Agrinas Pangan Nusantara merupakan hasil transformasi dari Yodya Karya dan induk tiga BUMN yang sebelumnya bergerak di konsultansi teknik dan pertanian. Target pengelolaan lahan food estate sebesar 425 ribu hektare di beberapa provinsi menjadi amanah awal Agrinas, namun birokrasi dan anggaran minim membalikkan harapan menjadi frustrasi.
Pelajaran dan Refleksi Kepemimpinan
Pengunduran diri Joao menyisakan catatan penting bagi BUMN yang dibentuk untuk ambisi besar:
- Anggaran dan dukungan teknis harus nyata. Tanpa dukungan anggaran, program hanya akan menjadi wacana.
- Birokrasi yang berbelit bisa membunuh semangat inovatif. Sistem perlu disederhanakan agar keputusan strategis cepat diimplementasikan.
- Leadership tak cukup cuma visi—eksekusi adalah kuncinya. Pemimpin perlu didukung penuh untuk melangkah maju tanpa hambatan struktural.
FAQ Dirut Agrinas Pangan Nusantara
1. Siapa Dirut Agrinas yang mengundurkan diri?
Joao Angelo De Sousa Mota, profesional dari sektor pertanian dan konstruksi, mundur setelah 6 bulan menjabat.
2. Mengapa ia mundur?
Karena belum bisa kontribusi nyata terhadap swasembada pangan, tak ada dukungan anggaran, dan birokrasi yang membelenggu.
3. Kepada siapa dia meminta maaf?
Kepada Presiden Prabowo Subianto, petani, masyarakat, dan negara karena belum mampu menjalankan tugas.
4. Apakah Agrinas tetap berjalan?
Ya, Danantara memastikan operasional Agrinas tetap berjalan normal selama masa transisi.
5. Apa arti mundur cepat ini bagi Agrinas?
Menjadi pengingat bahwa BUMN perlu sistem pendukung kuat agar kepemimpinan strategis bisa efektif.