Kabar mengenai kasus Nadiem Makarim terbaru sedang menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia. Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi itu resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi pengadaan laptop atau Chromebook. Kasus ini tidak hanya menyorot nama besar Nadiem sebagai mantan menteri sekaligus pendiri Gojek, tetapi juga mengguncang kepercayaan publik terhadap transparansi proyek pendidikan di Indonesia.
Sejak awal, pengadaan laptop untuk sekolah-sekolah sudah menuai pro dan kontra. Banyak pihak menilai program ini ambisius, tetapi pelaksanaannya penuh masalah. Tuduhan korupsi yang kini menyeret Nadiem mempertegas kekhawatiran publik bahwa proyek pendidikan bernilai triliunan rupiah rentan diselewengkan. Sorotan media semakin tajam karena sebelumnya Nadiem dikenal sebagai sosok reformis dan inovator. Kini, wajah murung dan kecewa yang ditunjukkannya usai status tersangka diumumkan justru memperlihatkan drama politik yang mengejutkan.
Awal Mula Kasus Nadiem Makarim
Untuk memahami mengapa kasus ini menjadi besar, kita perlu menilik kembali kronologinya. Kasus Nadiem Makarim bermula dari program pengadaan laptop untuk sekolah-sekolah yang digagas Kemendikbudristek pada masa jabatannya. Program ini bertujuan mendukung digitalisasi pendidikan dan menunjang pembelajaran daring pasca pandemi.
Namun, sejak awal implementasi, banyak laporan mengenai spesifikasi laptop yang rendah, harga yang tidak sebanding dengan kualitas, serta distribusi yang tidak merata. Laporan investigasi beberapa media bahkan menemukan bahwa perangkat yang seharusnya membantu guru dan murid justru tidak layak pakai.
Penyelidikan Kejagung kemudian menemukan indikasi mark up harga dan praktik kolusi dalam pengadaan barang. Dari sinilah nama Nadiem ikut terseret, hingga akhirnya pada September 2025 ia ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus Nadiem Makarim Laptop dan Chromebook
Media menyebut kasus ini sebagai kasus Nadiem Makarim laptop atau lebih spesifik sebagai kasus Nadiem Makarim Chromebook, karena perangkat yang dimaksud adalah Chromebook dengan sistem operasi berbasis Google.
Pengadaan Chromebook ini menelan anggaran triliunan rupiah, tetapi hasilnya jauh dari harapan. Banyak sekolah melaporkan laptop cepat rusak, tidak kompatibel dengan sistem pembelajaran, bahkan ada yang tidak pernah menerima barang meski anggaran sudah cair.
Kejagung menyatakan bahwa pengadaan ini menjadi ladang korupsi, di mana harga dinaikkan secara signifikan, sementara kualitas perangkat diturunkan. Dugaan keterlibatan Nadiem semakin kuat setelah ditemukan tanda tangan persetujuan dan dokumen pengadaan yang disahkan langsung pada masa kepemimpinannya.
Status Tersangka Kasus Nadiem Makarim
Pada 4 September 2025, Kejaksaan Agung resmi menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka. Pengumuman ini dilakukan setelah serangkaian pemeriksaan, termasuk rapat tertutup yang disebut “rapat senyap” karena berlangsung tanpa liputan media. Dari sini muncul istilah rapat senyap Nadiem Makarim berujung tersangka.
Publik kaget karena sebelumnya Nadiem dikenal sebagai menteri yang dekat dengan generasi muda. Banyak pihak yang kecewa, bahkan di media sosial muncul berbagai komentar sinis tentang runtuhnya citra seorang menteri muda yang dianggap membawa semangat perubahan.
Sorotan Kekayaan dan Harta Nadiem
Selain status tersangka, publik juga menyoroti harta kekayaan Nadiem. Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, total harta kekayaan yang dimiliki Nadiem mencapai triliunan rupiah dari berbagai aset, saham, dan properti. Fakta ini membuat publik semakin geram, karena kasus ini menyangkut korupsi proyek pendidikan.
Muncul pertanyaan, mengapa seseorang yang sudah sangat kaya masih terjerat kasus semacam ini? Pertanyaan tersebut menambah tekanan publik terhadap proses hukum yang sedang berjalan.
Kasus Nadiem Makarim Korupsi dan Reaksi Publik
Secara umum, publik menilai kasus Nadiem Makarim korupsi ini menjadi bukti lemahnya pengawasan proyek pendidikan di Indonesia. Banyak pihak yang menyerukan agar Kejaksaan menindak tegas semua pihak yang terlibat, tidak hanya Nadiem.
Pengamat hukum bahkan menyebut kasus ini mirip dengan skandal sebelumnya, yang dikenal dengan istilah “Tom Lembong jilid 2” karena pola korupsinya hampir serupa. Hotman Paris, seorang pengacara ternama, bahkan ikut berkomentar lantang, menegaskan bahwa kasus ini harus dijadikan pelajaran besar agar pengadaan barang negara lebih transparan.
Apakah Nadiem Makarim Ditangkap?
Hingga kini, status Nadiem masih sebatas tersangka, namun publik banyak bertanya apakah Nadiem Makarim ditangkap secara fisik atau tidak. Kejaksaan menyatakan proses hukum sedang berjalan sesuai prosedur, dan kemungkinan penahanan bisa dilakukan setelah semua bukti diperkuat.
Meskipun belum ditahan, status tersangka ini sudah cukup membuat nama Nadiem tercoreng. Banyak analis politik menilai kasus ini juga bisa berdampak pada peta politik jelang pemilu mendatang.
Dampak Kasus Terhadap Dunia Pendidikan
Kasus ini jelas memberi dampak besar terhadap dunia pendidikan Indonesia. Program laptop yang diharapkan membantu digitalisasi justru menjadi ladang korupsi. Akibatnya, ribuan sekolah merasa dirugikan, guru dan murid kehilangan kesempatan belajar dengan fasilitas yang memadai.
Bagi masyarakat, kasus ini menjadi pengingat pahit bahwa reformasi pendidikan tidak bisa hanya mengandalkan program ambisius tanpa pengawasan ketat. Transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting agar anggaran pendidikan tidak disalahgunakan.
Kasus Nadiem Makarim terbaru tentang dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook menandai salah satu skandal pendidikan terbesar di Indonesia. Dari awal munculnya masalah kualitas barang, indikasi mark up harga, hingga status tersangka yang kini disandang Nadiem, semuanya menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat dalam pengelolaan anggaran pendidikan.
Bagi publik, kasus ini bukan hanya soal satu orang, tetapi soal integritas sistem. Reformasi pendidikan harus kembali ditegakkan dengan menempatkan transparansi sebagai fondasi utama. Nadiem yang dulu dikenal sebagai simbol inovasi kini justru menjadi contoh kegagalan integritas pejabat publik.
FAQ
1. Apa itu kasus Nadiem Makarim terbaru?
Kasus ini merujuk pada dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook saat Nadiem masih menjabat Menteri Pendidikan.
2. Mengapa disebut kasus Nadiem Makarim laptop?
Karena kasus ini berhubungan langsung dengan pengadaan laptop atau Chromebook untuk sekolah-sekolah.
3. Apakah Nadiem Makarim sudah ditangkap?
Belum, hingga kini statusnya baru tersangka. Proses hukum masih berjalan.
4. Berapa kerugian negara akibat kasus ini?
Angkanya diperkirakan mencapai triliunan rupiah, meski jumlah pastinya masih diaudit.
5. Apa dampak kasus ini terhadap dunia pendidikan?
Banyak sekolah dirugikan karena tidak menerima laptop sesuai kualitas yang dijanjikan, sehingga digitalisasi pendidikan terhambat.