Warga Makassar dikejutkan oleh peristiwa tragis yang terjadi di area depan kampus Poltekkes Makassar, di mana seorang pria ditemukan tewas tergantung di pohon. Setelah dilakukan identifikasi, korban diketahui merupakan seorang dosen UNM gantung diri yang selama ini dikenal sebagai pribadi tenang dan ramah di lingkungan kampus. Kejadian ini sontak mengundang duka mendalam, terutama dari kalangan mahasiswa dan rekan sejawatnya.
Tragedi ini menyisakan banyak tanda tanya di tengah masyarakat. Pasalnya, korban yang diketahui bernama Rasyid (bukan nama sebenarnya), selama ini tak pernah menunjukkan tanda-tanda mengalami tekanan berat atau masalah serius. Banyak mahasiswa yang menyampaikan kesaksiannya di media sosial, mengenang dosen yang dikenal murah senyum dan bersahabat itu. Artikel ini akan mengulas secara lengkap kronologi kejadian, penyebab gantung diri yang masih misterius, serta refleksi dari lingkungan kampus terhadap kejadian memilukan ini.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis pagi, 11 Juli 2025. Seorang warga yang melintas lebih awal melihat tubuh tergantung di salah satu pohon depan kampus Poltekkes Makassar. Kejadian itu langsung dilaporkan ke pihak kepolisian dan dalam waktu singkat, lokasi pun dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan.
Polisi mengonfirmasi bahwa jasad ditemukan dalam posisi tergantung dengan tali nilon di leher. Korban menggunakan pakaian kasual dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lain di tubuhnya. Motif dosen UNM gantung diri belum dapat disimpulkan, dan polisi masih menunggu hasil autopsi serta memeriksa barang-barang pribadi korban seperti ponsel dan catatan yang ditemukan di dekat lokasi.
Dosen tersebut diketahui mengajar di salah satu fakultas eksakta dan telah mengabdi di Universitas Negeri Makassar selama lebih dari 10 tahun. Menurut keterangan awal dari rekan kerjanya, korban tidak pernah terlibat konflik terbuka atau menunjukkan perubahan perilaku signifikan sebelum kejadian tragis itu.
Mahasiswa yang pernah diajar oleh almarhum memberikan testimoni bahwa ia adalah sosok dosen yang penyayang, selalu terbuka terhadap konsultasi, dan aktif dalam kegiatan akademik. Banyak dari mereka mengungkapkan keterkejutannya di media sosial, menyertakan foto kenangan dan kalimat doa.
Salah satu rekan dosen bahkan menyebut bahwa sehari sebelumnya, almarhum masih terlihat menghadiri rapat senat fakultas dan tidak menunjukkan tanda-tanda depresi atau tekanan emosional. Semua ini makin memperbesar misteri di balik penyebab gantung diri tersebut.
Hingga kini, motif dosen UNM gantung diri masih belum bisa dipastikan. Polisi masih mendalami berbagai kemungkinan, termasuk faktor tekanan pekerjaan, masalah keluarga, hingga dugaan masalah kesehatan mental yang tidak terdeteksi sebelumnya.
Beberapa psikolog yang dimintai keterangan menyebut bahwa tidak semua orang yang mengalami depresi akan menunjukkan gejala yang terlihat jelas. Seringkali, mereka justru tampil normal, ceria, dan tetap produktif, tetapi menyimpan beban mental yang dalam.
Dalam kasus ini, belum ada bukti yang mengarah pada gangguan mental spesifik. Namun, pihak universitas juga berinisiatif menggelar konseling terbuka dan hotline psikologis untuk mahasiswa dan dosen sebagai upaya preventif di masa mendatang.
Pihak berwenang dan keluarga kini tengah menelusuri catatan medis dan riwayat sosial korban. Dari informasi yang dihimpun, korban dikenal tidak memiliki konflik serius dalam keluarga. Bahkan, menurut adiknya, korban selalu menjadi panutan dan penasehat bagi keluarga besar.
Namun begitu, muncul spekulasi dari sebagian kalangan bahwa korban mungkin memendam beban profesional atau pribadi yang tidak diungkapkan. Semua kemungkinan ini masih menjadi bagian dari penyelidikan.
Rektorat Universitas Negeri Makassar langsung mengeluarkan pernyataan duka mendalam atas kepergian almarhum. Selain itu, pihak kampus juga memberikan dukungan penuh terhadap proses hukum dan penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian.
Dalam rilis resminya, UNM menyatakan bahwa almarhum merupakan aset berharga bagi dunia pendidikan dan kampus merasa sangat kehilangan. Kampus juga mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari sebagai simbol belasungkawa.
Lebih dari itu, UNM juga akan mengevaluasi sistem dukungan psikososial di internal kampus, terutama untuk dosen dan tenaga pendidik yang memiliki beban kerja tinggi. Mereka menilai kejadian ini menjadi alarm bagi pentingnya perhatian pada kesejahteraan mental sivitas akademika.
UNM membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi internal, serta menyiapkan tim psikolog untuk mendampingi mahasiswa dan dosen yang merasa terguncang secara emosional. Fakultas tempat almarhum mengajar juga menggelar doa bersama dan penghormatan simbolis.
Kasus ini tidak hanya menyisakan duka, tetapi juga membuka ruang diskusi lebih luas mengenai kesehatan mental, terutama di lingkungan akademik. Tekanan untuk terus produktif, ekspektasi tinggi, dan kurangnya ruang curhat bisa menjadi pemicu stres berkepanjangan.
Banyak akademisi merasa ragu untuk terbuka soal masalah pribadi karena khawatir dianggap lemah atau tidak profesional. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk menyediakan ruang aman dan mendukung setiap individu yang merasa lelah secara mental.
Berbagai perguruan tinggi di luar negeri sudah mulai menerapkan kebijakan mental wellness day, konsultasi psikologi wajib setiap semester, hingga pelatihan deteksi dini gangguan mental. Indonesia juga diharapkan bisa meniru langkah-langkah tersebut.
Beberapa hal yang bisa dilakukan termasuk penyuluhan kesehatan mental, kampanye anti-stigma, forum diskusi terbuka, dan layanan psikologi yang mudah diakses dan tidak birokratis. Langkah ini penting untuk mencegah kasus dosen UNM gantung diri terulang di masa depan.
Siapa dosen UNM yang gantung diri di Makassar?
Identitas lengkap dirahasiakan demi privasi, namun ia adalah dosen di UNM yang ditemukan tewas tergantung di depan kampus Poltekkes.
Apa penyebab pasti kasus ini?
Penyebab masih diselidiki. Polisi belum menetapkan motif pasti dan menunggu hasil autopsi serta analisis psikologis.
Apakah ada tanda-tanda sebelum kejadian?
Tidak ada tanda mencolok yang terlihat oleh rekan kerja atau mahasiswa, korban dikenal aktif dan ramah.
Apa yang dilakukan kampus setelah kejadian ini?
UNM menyatakan duka mendalam, mengadakan doa bersama, serta menyediakan layanan psikologis untuk civitas akademika.
Apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini?
Kesehatan mental harus jadi perhatian utama, terutama di lingkungan akademik yang memiliki tekanan tinggi.
Kasus dosen UNM gantung diri menjadi peristiwa menyedihkan yang mengingatkan kita akan pentingnya kepedulian terhadap kondisi mental orang-orang di sekitar kita. Meski korban dikenal ceria dan ramah, ternyata hal tersebut tidak menjamin bahwa seseorang bebas dari tekanan batin.
Peristiwa ini membuka mata kita akan pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang lebih empatik dan terbuka terhadap isu kesehatan mental. Dukungan psikologis, ruang dialog, dan sistem deteksi dini harus menjadi prioritas. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran dan dorongan bagi semua pihak untuk lebih peduli dan tanggap terhadap sesama.
Insiden kebakaran pasar anyar bogor kembali menggemparkan warga Kota Bogor setelah api melalap puluhan kios…
Dukungan untuk Garuda Muda kembali memuncak seiring rilis jadwal timnas indonesia u23 sea games yang…
Dunia togel selalu punya daya tarik kuat, terutama buat pemain muda yang suka tantangan, angka,…
Saham Indomobil Multi Jasa (IMJS) kembali menjadi sorotan setelah perusahaan resmi mengumumkan aksi saham IMJS…
Fenomena tahunan yang selalu ditunggu para pengguna Spotify kembali membuat penasaran: kapan Spotify Wrapped 2025…
Film jumlah penonton agak laen menyala pantiku menjadi fenomena baru di dunia hiburan Indonesia setelah…
This website uses cookies.