Hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang sejak pagi hingga sore pada 12 Agustus 2025 menyebabkan banjir di sejumlah titik. Banjir Tangerang 12 Agustus ini merendam permukiman warga, jalan raya, hingga area perniagaan, dengan ketinggian air bervariasi mulai dari 30 sentimeter hingga mencapai satu meter. Peristiwa ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga membuat lalu lintas lumpuh di beberapa ruas jalan utama.
Fenomena banjir di Tangerang bukan hal baru, namun intensitas hujan kali ini membuat dampaknya lebih luas. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), ada delapan titik banjir utama yang tersebar di Kota Tangerang, Tangerang Selatan, hingga wilayah Kabupaten Tangerang. Ratusan kepala keluarga terdampak, sebagian harus mengungsi ke posko sementara.

Sebaran Lokasi Banjir di Tangerang
Banjir yang terjadi pada 12 Agustus 2025 melanda berbagai wilayah. Data dari BPBD menyebutkan titik terparah berada di Kecamatan Periuk, yang memang dikenal sebagai daerah rawan banjir karena posisinya yang rendah dan dekat dengan aliran Sungai Cirarab.
Selain itu, daerah Tangerang yang banjir lainnya meliputi:
- Perumnas 3 Bencongan, Kelapa Dua – Terendam setinggi 80 cm, memaksa 900 jiwa mengungsi.
- Jalan Raya Serang, Bitung – Air setinggi 50 cm menyebabkan puluhan motor mogok.
- Kecamatan Larangan – Banjir menggenangi area perumahan dan menghambat akses warga.
- Kelurahan Gebang Raya – Tinggi air mencapai satu meter di beberapa titik.
Wilayah banjir Tangerang Selatan seperti Ciputat dan Pondok Aren juga mengalami genangan, meskipun ketinggian air relatif lebih rendah. Namun, genangan tetap mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan kemacetan.
Penyebab Banjir 12 Agustus
Banjir Tangerang 12 Agustus ini dipicu oleh hujan lebat yang turun selama berjam-jam, disertai meluapnya beberapa saluran drainase dan sungai kecil. Kondisi tanah yang sudah jenuh akibat hujan sebelumnya memperparah genangan.
Selain faktor cuaca, BPBD juga mencatat adanya permasalahan klasik seperti:
- Drainase Tersumbat – Sampah dan sedimen menumpuk di saluran air.
- Alih Fungsi Lahan – Berkurangnya area resapan air akibat pembangunan permukiman dan kawasan industri.
- Tingginya Debit Sungai – Sungai Cirarab, Cisadane, dan beberapa anak sungai tidak mampu menampung aliran air.
Menurut analis cuaca BMKG, fenomena ini juga dipengaruhi oleh pergerakan awan konvektif dari Samudra Hindia yang membawa curah hujan tinggi ke wilayah Jabodetabek.
Dampak Terhadap Warga dan Aktivitas Harian
Ratusan warga terdampak langsung oleh banjir Tangerang hari ini, baik karena rumah terendam maupun akses transportasi yang terganggu. Di Perumnas 3 Bencongan, air menggenang hingga masuk ke rumah-rumah warga, memaksa mereka mengamankan perabotan dan barang elektronik.
Di Jalan Raya Serang, puluhan sepeda motor mogok karena nekat menerobos banjir. Akibatnya, arus lalu lintas tersendat hingga beberapa kilometer. Pengemudi angkutan umum juga terpaksa mengalihkan rute, sementara pengiriman logistik mengalami keterlambatan.
Para pelajar dan pekerja kantoran di wilayah banjir Tangerang Selatan harus menunda keberangkatan atau mencari jalur alternatif. Beberapa sekolah bahkan meliburkan kegiatan tatap muka demi keselamatan siswa.
Upaya Penanganan dan Evakuasi
BPBD Kota Tangerang bersama aparat TNI, Polri, dan relawan langsung melakukan evakuasi di titik-titik banjir parah. Perahu karet disiapkan untuk membantu warga lanjut usia, anak-anak, dan ibu hamil keluar dari rumah yang terendam.
Selain itu, pemerintah daerah mendirikan posko pengungsian di balai warga dan sekolah yang tidak terdampak banjir. Bantuan logistik berupa makanan siap saji, selimut, dan obat-obatan mulai disalurkan sejak malam hari.
Walikota Tangerang juga memerintahkan dinas terkait untuk melakukan penyedotan air menggunakan pompa portable di beberapa lokasi genangan, terutama di area jalan protokol dan kawasan industri.
Rencana Jangka Panjang Mengatasi Banjir
Pemerintah Kota Tangerang mengakui bahwa penanganan banjir membutuhkan strategi jangka panjang. Beberapa langkah yang sedang direncanakan antara lain:
- Normalisasi Sungai dan Saluran Drainase – Mengangkut sedimentasi dan sampah yang menyumbat aliran air.
- Pembangunan Kolam Retensi – Menampung limpahan air hujan sebelum dialirkan ke sungai.
- Penataan Kawasan Rawan Banjir – Relokasi warga dari daerah yang setiap tahun terdampak banjir parah.
- Peningkatan Edukasi Masyarakat – Mengajak warga menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan banjir kota Tangerang bisa diminimalisasi pada musim hujan berikutnya.
Respons Masyarakat dan Media Sosial
Peristiwa banjir hari ini di Tangsel dan Kota Tangerang ramai dibicarakan di media sosial. Banyak warganet membagikan foto dan video kondisi banjir, lengkap dengan keluhan tentang sulitnya akses jalan dan lambatnya penanganan di beberapa titik.
Namun, ada juga apresiasi kepada petugas yang sigap membantu warga, terutama relawan yang turun langsung membagikan makanan dan membantu evakuasi. Tagar #BanjirTangerang sempat menjadi trending di platform X (Twitter) dan Instagram Stories.
FAQ
1. Berapa titik banjir di Tangerang pada 12 Agustus 2025?
Ada delapan titik utama, tersebar di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan.
2. Titik banjir terparah di mana?
Kecamatan Periuk, khususnya Kelurahan Gebang Raya, dengan ketinggian air mencapai satu meter.
3. Apa penyebab banjir kali ini?
Hujan deras, drainase tersumbat, dan meluapnya sungai akibat debit air tinggi.
4. Apakah ada korban jiwa?
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa, namun ratusan warga mengungsi.
5. Bagaimana langkah pemerintah selanjutnya?
Melakukan penyedotan air, menyalurkan bantuan, dan merencanakan normalisasi sungai.