“Saya tidak punya ambisi pribadi menjadi ketua umum. Ini adalah amanah dari teman-teman di DPD dan DPW PSI. Jadi saya hanya menjalankan tugas dari mereka,” ungkap Agus.
Dengan dukungan akar rumput yang cukup kuat, Agus tampaknya tidak bisa dianggap remeh. Di tengah persaingan internal PSI yang cukup ketat, suara dari DPD dan DPW bisa menjadi penentu utama siapa yang akhirnya akan naik ke kursi ketua umum.
Perbandingan dengan Kandidat Lain: Kaesang dan Bro Ron
Dalam bursa calon ketua umum PSI, dua nama lainnya yang telah lebih dulu mendaftar adalah Kaesang Pangarep, putra Presiden Jokowi, serta Ronald Aristone Sinaga atau Bro Ron yang didukung oleh 6 DPW dan 35 DPD PSI. Jika dilihat dari jumlah dukungan, keduanya memang mengungguli Agus. Namun, gaya dan latar belakang Agus memberikan dinamika yang berbeda.
Kaesang menawarkan daya tarik popularitas dan koneksi kekuasaan, sedangkan Bro Ron dikenal militan dengan jaringan akar rumput yang luas. Sementara itu, Agus menawarkan narasi idealisme, pengalaman aktivisme, dan pendekatan etis dalam berpolitik.
Tentu menarik untuk melihat bagaimana kongres PSI di Solo nanti akan menentukan arah baru partai yang dikenal sebagai rumah kaum muda progresif ini.
Menuju Kongres PSI di Solo Juli 2025

Pemilihan raya PSI tahun ini akan ditutup dengan kongres besar yang dijadwalkan berlangsung pada 19–20 Juli 2025 di Solo, Jawa Tengah. Konsep “satu anggota satu suara” yang diusung PSI membuat semua anggota memiliki peran penting dalam menentukan pemimpin baru.