“Pak Jokowi itu saya anggap sebagai guru, kiai. Sebagai santri, saya tidak pantas jika harus melawan guru sendiri,” katanya. Namun ketika informasi sudah pasti bahwa Jokowi tidak akan maju, barulah ia merasa punya ruang untuk mengambil peran.
Pandangan ini memperlihatkan kedalaman nilai yang dipegang Agus dalam politik. Ia mengusung etika dan budaya timur dalam dunia yang kini semakin kompetitif dan transaksional. Dan hal ini seolah menempatkannya sebagai tokoh yang membawa semangat baru di tubuh PSI.
Mandat DPW dan DPD PSI Sebagai Modal Politik
Tidak hanya bergerak sendiri, Agus Mulyono mengaku bahwa pencalonannya adalah dorongan dan amanah dari sejumlah kader PSI di tingkat daerah. Ia menyebut mendapatkan dukungan dari 6 DPW dan 24 DPD PSI, sebuah jumlah signifikan untuk mengantarkannya sebagai kandidat kuat dalam pemilihan raya PSI.