Launching buku roy suryo bersama timnya yang berjudul Jokowi’s White Paper menjadi salah satu peristiwa yang paling banyak diperbincangkan menjelang perayaan Hari Kemerdekaan. Buku ini ditulis oleh Roy Suryo bersama dua rekannya, Rismon dan Tifa, yang mengangkat isu-isu terkait pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam bentuk analisis panjang. Namun, rencana peluncuran buku yang seharusnya digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM) mendadak dibatalkan, menimbulkan beragam reaksi dari publik.
Publik yang sebelumnya penasaran dengan isi buku tersebut semakin dibuat bertanya-tanya. Apalagi, Roy Suryo menjelaskan bahwa pembatalan ini terjadi secara mendadak ketika seluruh persiapan sudah matang. Dalam keterangan resminya, ia menyebut bahwa buku ini ditulis sebagai bentuk evaluasi, bukan serangan politik. Namun, situasi yang terjadi justru memperkuat persepsi bahwa karya ini memunculkan kontroversi serius di masyarakat.
Kronologi Pembatalan Acara
Untuk memahami mengapa peluncuran ini menjadi isu besar, penting melihat kronologi pembatalan acara. Menurut laporan dari berbagai media, pihak UGM melalui Unit Center (UC) membatalkan sewa gedung yang sudah dipersiapkan. Alasan yang disampaikan pihak kampus adalah adanya tekanan dan pertimbangan internal terkait sensitivitas politik menjelang momentum penting nasional.
Roy Suryo cs menyebut tindakan ini sebagai bentuk pembungkaman akademis. Mereka menegaskan bahwa acara launching hanya akan fokus pada diskusi isi buku tanpa agenda politik praktis. Namun, pembatalan mendadak itu justru membuat publik menduga ada tekanan eksternal yang memengaruhi keputusan pihak universitas.
Isi Buku Jokowi White Paper
Buku jokowi white paper karya Roy Suryo, Rismon, dan Tifa berisi kumpulan analisis mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo selama masa kepemimpinannya. Dalam buku ini dibahas isu-isu ekonomi, infrastruktur, kebijakan sosial, hingga dinamika politik. Menurut penulis, buku tersebut disusun berdasarkan data dan kajian akademis, bukan opini tanpa dasar.
Beberapa bab di dalamnya menyoroti pencapaian pembangunan infrastruktur, namun juga mengkritisi masalah utang negara dan proyek strategis yang dianggap belum sepenuhnya berhasil. Dengan gaya bahasa akademis, para penulis mencoba menghadirkan perspektif kritis yang bisa menjadi bahan diskusi publik.
Isi buku ini tidak hanya membahas aspek politik, tetapi juga dampak kebijakan terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini membuat buku roy suryo cs tersebut menjadi bahan perbincangan serius, terutama di kalangan akademisi, mahasiswa, hingga praktisi politik.
Alasan Pemilihan Judul
Roy Suryo menjelaskan bahwa pemilihan judul Jokowi’s White Paper bukan tanpa alasan. Menurutnya, istilah “white paper” merujuk pada dokumen analisis yang biasanya digunakan untuk memberikan gambaran objektif tentang suatu kebijakan atau isu. Dengan memakai judul ini, para penulis ingin menegaskan bahwa isi buku bersifat analitis dan terbuka untuk dikritisi.
Namun, sebagian pihak menilai bahwa pemilihan judul tersebut sarat dengan nuansa politik, terutama karena menyebut langsung nama Presiden Jokowi. Hal inilah yang kemudian dianggap memperkuat kontroversi dan membuat acara launching buku roy suryo menjadi sorotan publik.
Reaksi dari Publik dan Akademisi
Pembatalan acara peluncuran memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Aktivis kebebasan akademik menilai bahwa keputusan UGM bertentangan dengan prinsip kampus sebagai ruang diskusi terbuka. Mereka khawatir pembungkaman semacam ini bisa menghambat iklim intelektual di Indonesia.
Sementara itu, sebagian masyarakat justru menganggap pembatalan tersebut wajar karena isi buku dianggap terlalu politis. Beberapa akademisi menyarankan agar diskusi buku tetap dilakukan di ruang publik lain yang lebih netral agar substansi karya tetap bisa sampai ke masyarakat luas tanpa menimbulkan ketegangan.
Dampak pada Penjualan Buku
Meski acara resmi di UGM dibatalkan, buku karangan roy suryo ini justru semakin banyak dicari. Banyak yang bertanya-tanya buku jokowi white paper dijual dimana atau buku jokowi white paper beli dimana. Hal ini menunjukkan bahwa kontroversi bisa menjadi strategi tak langsung untuk meningkatkan minat publik terhadap sebuah karya.
Beberapa toko buku daring dilaporkan sudah mulai membuka pre-order, meski distribusi resmi belum diumumkan secara luas. Antusiasme ini membuktikan bahwa publik ingin mengetahui langsung isi buku tanpa harus terjebak pada pro dan kontra yang muncul di media.
Perspektif Hukum dan Etika

Kasus ini juga menimbulkan diskusi mengenai batas antara kebebasan akademik dan etika publikasi. Beberapa pihak menilai bahwa buku tersebut adalah bentuk kritik yang sah dan dilindungi kebebasan berekspresi. Namun, pihak lain menilai bahwa dalam konteks politik Indonesia, penerbitan buku seperti ini bisa memicu polarisasi yang lebih besar.
Keseimbangan antara hak berekspresi dan tanggung jawab sosial menjadi sorotan penting. Jika karya akademis tidak bisa diterbitkan hanya karena alasan sensitivitas politik, hal ini berpotensi membatasi ruang kritis di masyarakat.
Harapan Penulis dan Publik
Roy Suryo bersama timnya berharap buku ini dapat menjadi bahan refleksi, bukan sekadar polemik. Mereka menekankan bahwa isi buku disusun dengan tujuan memberikan masukan dan evaluasi terhadap kebijakan pemerintah, bukan untuk menjatuhkan individu atau institusi.
Publik pun berharap agar karya ini tetap bisa diakses secara luas, meski acara launching resmi mengalami hambatan. Transparansi, keterbukaan diskusi, dan penghormatan terhadap kebebasan akademik menjadi poin penting yang diinginkan banyak pihak.
FAQ
Apa itu buku Jokowi White Paper karya Roy Suryo?
Buku ini adalah karya Roy Suryo bersama Rismon dan Tifa yang berisi analisis kritis mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo.
Mengapa acara launching di UGM dibatalkan?
Pihak UGM membatalkan sewa gedung dengan alasan pertimbangan internal dan sensitivitas politik.
Apa alasan pemilihan judul Jokowi’s White Paper?
Menurut penulis, judul dipilih karena white paper adalah istilah akademis untuk dokumen analisis objektif.
Buku ini bisa dibeli di mana?
Publik banyak menanyakan buku jokowi white paper beli dimana. Beberapa toko daring sudah membuka pre-order, meski distribusi resmi belum diumumkan.
Bagaimana reaksi publik terhadap pembatalan acara?
Reaksi publik beragam, sebagian mengecam sebagai pembungkaman akademik, sebagian lagi menilai wajar karena muatan politiknya.