Perebutan posisi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian memanas menjelang kongres besar yang akan digelar pada Juli 2025. Salah satu sosok yang cukup menarik perhatian publik adalah Agus Mulyono Herlambang, Agus Mulyono calon ketum psi merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia resmi mendaftar sebagai calon ketua umum PSI tepat di hari terakhir pendaftaran.
Langkah Agus ini bukan tanpa alasan. Ia mengaku menunda pendaftaran sebagai bentuk penghormatan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menurutnya seperti guru atau kiai. Ia tidak ingin “kualat” dengan gurunya, sehingga memastikan lebih dulu bahwa Jokowi tidak akan ikut berkontestasi dalam pemilihan ketua umum PSI. Keputusan ini langsung menarik perhatian banyak kalangan, termasuk kader PSI, media, dan para pengamat politik.
Dalam suasana yang kompetitif, Agus menyatakan tekadnya bahwa dirinya bukan sekadar figuran. Ia menyebut kehadirannya di hari terakhir adalah strategi jagoan, menyindir bahwa tokoh utama selalu muncul belakangan seperti dalam film India. Berikut ulasan lengkap seputar pendaftaran Agus Mulyono sebagai calon ketua umum PSI, dukungan yang ia kantongi, serta pandangan politiknya terhadap masa depan partai.
Strategi Datang Terakhir: Filosofi Jagoan Politik
Agus Mulyono menyampaikan alasan mengapa dirinya mendaftar di detik terakhir menjelang penutupan. Dalam gaya bicara santai namun penuh makna, ia menyebut bahwa jagoan sejati datang belakangan. Analogi ini seakan menyiratkan bahwa ia siap tampil sebagai tokoh utama dalam “film” kontestasi PSI.