Dunia kembali diguncang kabar mengejutkan saat serangan Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir Iran resmi dilakukan pada Minggu, 22 Juni 2025. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut ini sebagai keberhasilan besar, mengklaim serangan terhadap fasilitas Kenat, Ishan, dan Fordo sebagai “momen bersejarah” bagi negaranya, sekutu setianya Israel, dan tatanan dunia baru. Pernyataan tersebut langsung disambut oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyebut aksi ini sebagai keputusan berani yang akan mengubah arah sejarah.
Di sisi lain, berbagai negara dan organisasi internasional memberikan respons keras. Kecaman deras datang dari PBB, Venezuela, Kuba, dan Meksiko, yang menganggap tindakan ini berisiko besar terhadap stabilitas global. Artikel ini akan membahas secara menyeluruh bagaimana aksi militer Amerika Serikat ini menimbulkan polemik tajam, dampaknya terhadap Timur Tengah, dan potensi konsekuensi jangka panjang terhadap perdamaian dunia.
Alasan Serangan Amerika ke Iran
Serangan mendadak ini disebut sebagai bentuk “respons preventif” atas dugaan pengembangan senjata nuklir Iran yang dianggap membahayakan keamanan kawasan. Gedung Putih menyatakan bahwa langkah ini diambil setelah “intelijen akurat” mengindikasikan bahwa situs nuklir Iran digunakan untuk mempersiapkan senjata pemusnah massal.
Presiden Trump menegaskan bahwa “waktunya telah tiba untuk menyelesaikan ancaman ini sekali dan untuk selamanya.” Dalam pidatonya, Trump menyatakan bahwa Iran telah melanggar kesepakatan internasional dan menolak semua jalur diplomasi yang diajukan.
Fasilitas yang Diserang: Kenat, Ishan, dan Fordo

Fasilitas Kenat, Ishan, dan Fordo dikenal sebagai pusat pengayaan uranium utama milik Iran. Lokasi ini memiliki tingkat keamanan sangat tinggi dan selama ini diawasi ketat oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Serangan presisi tinggi ini dilaporkan menghancurkan sebagian besar infrastruktur vital dalam tiga fasilitas tersebut.
Iran belum mengungkap secara resmi jumlah korban maupun dampak teknis dari serangan, namun media lokal menyebutkan adanya kerusakan besar pada fasilitas penyimpanan dan pusat reaktor bawah tanah.
Dukungan Israel dan Pernyataan Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka mendukung penuh langkah Amerika Serikat. Dalam pernyataannya, ia menyebut serangan ini sebagai “keputusan berani yang akan menyelamatkan dunia dari bencana nuklir.” Netanyahu juga menegaskan kembali prinsip “perdamaian melalui kekuatan” yang menjadi fondasi koalisi Israel-AS selama ini.
Israel selama ini dikenal sebagai salah satu negara paling vokal menentang program nuklir Iran. Dukungan terhadap serangan ini dinilai memperkuat hubungan strategis kedua negara sekaligus memperbesar ketegangan di kawasan.
Kecaman dari PBB dan Negara-Negara Dunia
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menjadi salah satu tokoh pertama yang mengecam keras tindakan militer Amerika Serikat ini. Ia menyebut serangan itu berpotensi memicu krisis kemanusiaan dan memperburuk instabilitas di Timur Tengah. Guterres menyerukan penghentian kekerasan dan meminta semua pihak kembali ke meja perundingan.
Respons serupa datang dari Venezuela yang menyebut serangan ini sebagai bentuk agresi militer terhadap negara berdaulat. Presiden Kuba Miguel DÃaz-Canel menyatakan bahwa tindakan tersebut jelas melanggar hukum internasional dan Piagam PBB.
Meksiko melalui Kementerian Luar Negeri-nya juga menyerukan agar dialog diplomatik segera dimulai untuk mencegah eskalasi konflik lebih jauh.
Reaksi dari Kelompok Non-Negara
Selain negara-negara, berbagai kelompok non-negara juga menyatakan sikap keras. Hamas menyebut serangan ini sebagai bentuk “dukungan terang-terangan terhadap agenda Zionis” dan menyatakan solidaritas terhadap Iran. Sementara itu, kelompok Houthi di Yaman memperingatkan bahwa Amerika harus siap menanggung balasan dari dunia Islam.
HTI di Yaman juga menyerukan jihad melawan kekuatan barat yang dinilai melancarkan serangan tidak adil terhadap dunia Islam. Kekhawatiran semakin meningkat bahwa konflik ini bisa menjalar ke bentuk perang proksi yang lebih luas.
Potensi Perang Skala Luas
Dengan Iran belum merespons secara militer, dunia kini menunggu langkah balasan dari Teheran. Banyak pengamat memperkirakan Iran tidak akan tinggal diam, terutama setelah fasilitas vitalnya dihancurkan. Beberapa analis menyebut skenario terburuk berupa pembalasan langsung ke pangkalan militer AS di Timur Tengah atau serangan terhadap kapal-kapal sekutu di wilayah Teluk.
Ketegangan ini bisa memicu rantai reaksi dari negara-negara sekutu Iran seperti Suriah, Lebanon, dan milisi Syiah lainnya. Risiko terjadinya konflik berskala besar sangat mungkin terjadi jika tidak segera diredam.
Reaksi Dunia Arab dan Negara Teluk
Hingga berita ini diturunkan, sebagian besar negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar belum menyatakan sikap resmi. Namun, beberapa analis menyebut bahwa negara-negara Teluk tengah berada dalam posisi sulit, antara mendukung sekutu strategis mereka, Amerika Serikat, atau menghindari konflik terbuka dengan Iran yang memiliki pengaruh kuat di kawasan.
Pengamat Timur Tengah menyebut bahwa sikap diam negara-negara Teluk mencerminkan kegelisahan terhadap potensi eskalasi konflik yang bisa memengaruhi stabilitas politik dan ekonomi kawasan.
Serangan Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir Iran memicu gelombang respons global yang sangat kontras. Di satu sisi, Israel menyambutnya sebagai langkah strategis yang berani. Di sisi lain, banyak negara dan organisasi internasional mengecamnya sebagai tindakan agresif yang mengancam stabilitas global. Saat ini, dunia berada dalam posisi genting antara diplomasi dan eskalasi. Langkah Iran berikutnya akan sangat menentukan apakah krisis ini bisa diredam atau justru berkembang menjadi konflik berskala besar.
FAQ
Kapan serangan Amerika ke Iran terjadi?
Serangan dilakukan pada Minggu, 22 Juni 2025.
Fasilitas apa saja yang diserang?
Fasilitas Kenat, Ishan, dan Fordo di Iran menjadi target utama.
Apa alasan AS melancarkan serangan?
AS menuduh Iran sedang mengembangkan senjata nuklir yang membahayakan kawasan.
Apa reaksi internasional terhadap serangan ini?
Israel mendukung penuh, sementara banyak negara seperti Venezuela, Kuba, dan PBB mengecamnya.
Apa potensi dampak dari serangan ini?
Konflik bisa berkembang menjadi perang besar jika tidak segera diredam.